Minggu, 25 Desember 2011

jenis jenis reaktor nuklir

Jenis-Jenis Reaktor Nuklir (Bag. I)
Akhmad Khusyairi,M.Eng

Reaktor nuklir dalam perkembangannya memiliki berbagai macam jenis dan teknologi yang digunakan, kategorisasi reaktor nuklir dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok yang berdasarkan pada beberapaha, diantaranya adalah:

• Kalasifikasi berdasarkan type reaksi nuklir

• Reaktor Nuklir Fisi
Semua PLTN komersial yang ada dinunia menggunakan reaksi nuklir fisi. Pada umumnya reaktor jenis ini menggunakan bahan bakar nuklir Uranium dan reaktor jenis ini akan menghasilkan Plutonium, meskipun dimungkinkan juga menggunakan siklus bahan bakar Thorium. Reaktor fisi dapat dibagi menjadi 2 kelompok besar berdasarkan energy neutron yang digunakan dalam proses fisi, yaitu:

§ Reaktor termal, reaktor jenis ini menggunakan neutron lambat atau neutron thermal. Hampir semua reaktor yang ada saat ini adalah reaktor jenis reaktor termal. Reaktor ini mempunyai bahan moderasi neutron yang dapat memperlambat neutron hingga mencapai energy termal. Kemungkinan (propabilitas) lebih besar terjadinya reaksi fisi antara neutron termal dan bahan fisil seperti Uranium 235, Plutonium 239 dan Plutonium 241 dan akan mempunyai kemungkinan lebih kecil terjadinya reaksi fisi dengan Uranium 238. Dalam reaktor jenis ini, biasanya pendingin juga berfungsi sebagai moderator neutron, reaktor jenis ini umumnya menggunakan pendingin air dalam tekanan tinggi untuk meningkatkan titik didih air pendingin. Reaktor ini diwadahi dalam suatu tanki reaktor yang didalamnya dilengkapi dengan instrumentasi pemantau dan pengendali reaktor, pelindung radiasi dan gedung containment

§ Reaktor cepat, reaktor jenis ini menggunakan neutron cepat untuk menghasilkan fisi dalam bahan bakar reaktor nuklir. reaktor jenis ini tidak memiliki moderator neutron, dan menggunakan bahan pendingin yang kurang memoderasi neutron. Untuk tetap menjaga agar reaksi nuklir berantai tetap berjalan maka diperlukan bahan bakar yang mempunyai bahan belah (fissile material) dengan kandungan uranium 235 yang lebih tinggi (lebih dari 20 %). Reaktor cepat mempunyai potensi menghasilkan limbah trasnuranic yang lebih kecil karena semua aktinida dapat terbelah dengan menggunakan neutron cepat, namun reaktor ini sulit untuk dibangun dan mahal dalam pengoperasiannya.
§   

• Reaktor Nuklir Fusi
Reaktor jenis ini merupakan teknologi reaktor nuklir yang masih dalam tahap eksperimental, secara umum menggunakan hydrogen sebagai bahan bakarnya.










Gambar 3D PLTN type Pressurized Water Reactor (PWR)

• Klasifikasi berdasarkan bahan moderator
Moderator neutron diperlukan pada reaktor jenis reaktor termal, klasifikasi reaktor jenis ini berdasarkan pada penggunaan bahan moderator salah satu diantaranya adalah bermoderator graphite, reaktor jenis ini menggunakan grafit sebagai bahan moderasi neutron, reaktor yang menggunakan moderator jenis ini diantaranya adalah:

• Gas cooled reactor, yaitu reaktor nuklir yang mempunyai pendingin berbentuk gas, misalnya Magnox, Advanced gas-cooled reaktor (AGR)

Water-cooled reactors, yaitu reaktor dengan menggunakan air sebagai bahan pendingin, misalnya reaktor jenis RBMK.

• HTGR, high temperature gas-cooled reactors, yaitu reaktor suhu tinggi berpendingin gas, misalnya Dragon reaktor, AVR, Peach Botton Nuclear Generating Station unit 1, THTR-300 dan Fort St. Vrain Generating Station.

• HTGR baru, reaktor jenis ini sedang dikembangkan dan dalam tahap pembangunan, diantaranya adalah Pebble bed reactor, Prismatic fuel reactor dan UHTREX (Ultra high temperature reactor experiment)

Sejarah Awal Reaktor Nuklir
Akhmad Khusyairi,M.Eng

Penemuan Neutron

Neutron ditemukan pada tahun 1932, neutron mempunyai andil besar dalam terjadinya proses reaksi nuklir. Konsep reaksi nuklir berantai pada reaksi nuklir dimediasi oleh neutron, yang kemudian direalisasikan tidak lama setelah ditemukanya neutron oleh ilmuwan Hungaria Leo Szilard pada tahun 1933. Dia juga mempatenkan idenya tentang reactor nuklir sederhana pada saat dia bekerja di Admiralty di London. Namun demikian ide tersebut tidak mencantumkan fisi nuklir yang merupakan sumber neutron baru, hal ini disebabkan karena proses tersebut belum ditemukan pada masa itu. Ide Szilard tentang reactor nuklir sederhana tersebut menggunakan reaksi nuklir berantai yang dimediasi neutron pada elemen (unsur) ringan terbukti tidak dapat berjalan (bekerja).

Bombardir Neutron

Inspirasi baru tentang jenis reactor baru yang menggunakan Uranium datang berasal dari Lise Meitner, Fritz Strassman dan Otto Hahn pada tahun 1938 dimana pembombardiran uranium dengan neutron menghasilkan residu Barium, hal inilah yang digunakan oleh mereka sebagai alasan dalam melakukan fisi nuklida uranium. Pada tahun 1939 (Szilard dan Fermi) mengungkapkan bahwa beberapa neutron juga dilepaskan selama terjadinya reaksi fisi, hal ini memberikan kesempatan terjadinya reaksi nuklir berantai yang enam tahun sebelumnya belum terungkap.

Amerika, Pra Perang Dunia II

Pada 2 Agustus 1939, Albert Einstein menandatangi surat yang ditulis oleh Szilard dan ditujukan ke Preiden Frankin D. Roosevelt yang menyarankan bahwa ada indikasi penemuan fisi uranium dapat mengarah pada pengembangan "bom jenis baru yang sangat dahsyat", hal ini memberikan dorongan untuk penelitian reaktor dan fisi. Szilárd dan Einstein saling mengenal dengan baik dan telah bekerja bersama beberapa tahun sebelumnya, namun Einstein tidak pernah berpikir tentang kemungkinan ini untuk energi nuklir sampai Szilard melaporkan hal ini kepadanya.

Tidak lama setelah pasukan Hitler Jerman menginvasi Polandia pada 1939, Perang Dunia II di Eropa dimulai. AS belum secara resmi menyatakan diri perang, tetapi pada bulan Oktober, ketika surat Einstein-Szilard dikirim  ke Roosevelt, ia menyatakan bahwa tujuan melakukan penelitian ini adalah untuk memastikan "Nazi tidak meledakkan kita." Yang kemudian mereka mengikuti Proyek nuklir Amerika Serikat, meskipun dengan beberapa penundaan karena masih ada skeptis (diantaranya dari Fermi) dan juga kebijakan kecil dari sejumlah kecil pejabat pemerintah.  Pada tahun berikutnya Pemerintah AS menerima memorandum Frisch-Peierls dari Inggris, yang menyatakan bahwa jumlah uranium yang dibutuhkan untuk reaksi berantai jauh lebih rendah dari yang pernah terpikir sebelumnya. Memorandum tersebut merupakan produk dari Komite Maud, yang bekerja pada proyek bom atom Inggris, yang dikenal sebagai Tube Alloys, yang kemudian dimasukkan dalam Proyek Manhattan.

Pembangunan Reaktor Nuklir Pertama

Akhirnya, reaktor nuklir buatan pertama, Chicago Pile-1, dibangun di University of Chicago, oleh tim yang dipimpin oleh Enrico Fermi, pada akhir 1942. Pada saat itu, program ini telah mendapatkan tekanan selama satu tahun oleh Pemerintah AS sebelum masuk dalam dalam perang dunia kedua. The Chicago Pile mencapai kritis (reaksi berantai dengan sendirinya) pada tanggal 2 Desember 1942. Struktur pendukung reaktor terbuat dari kayu, dan tumpukan blok grafit yang tertanam dalam 'pseudospheres' atau 'briket' oksida uranium alam
Sesaat setelah Chicago Pile, militer AS mengembangkan sejumlah reaktor nuklir untuk Proyek Manhattan yang dimulai pada tahun 1943. Tujuan utama pengembangan reaktor (terletak di tapak Hanford di negara bagian Washington), adalah produksi massal plutonium untuk senjata nuklir. Fermi dan Szilard mendaftarkan paten reaktor pada 19 Desember 1944. Namun penerbitan patennya tertunda selama 10 tahun karena kerahasiaan perang.

PLTN Pertama

"Pembangkit listrik tenaga nuklir pertama di Dunia" yang diklaim dibuat di tapak EBR-I, yang sekarang menjadi museum dekat Arco, Idaho. LMFBR eksperimental yang dioperasikan oleh USNRC menghasilkan daya sebesar 0,8 kW pada saat ujicoba yang dilakukan pada 20 Desember 1951 dan 100 kW (listrik) pada hari berikutnya, LMFBR ini memiliki output desain 200 kW (listrik).
Selain untuk kepentingan militer, penggunaan dan pengembangan reactor nuklir memiliki alasan politik dalam penggunaan energi nuklir untuk kepentingan sipil. Presiden AS Dwight Eisenhower memperkenalkan nuklir AS untuk Perdamaian pada Majelis Umum PBB pada tanggal 8 Desember 1953. Diplomasi ini menyebabkan penyebaran teknologi reaktor pada institusi AS dan di seluruh dunia. Pembangkit listrik tenaga nuklir untuk kepentingan sipil pertama dibangun yaitu AM-1 Pembangkit Listrik Nuklir Obninsk, yang diresmikan pada 27 Juni 1954 di Uni Soviet. PLTN ini menghasilkan daya sekitar 5 MW (listrik).

Setelah Perang Dunia II, militer AS mencari kegunaan lain teknologi reaktor nuklir. Penelitian oleh Angkatan Darat dan Angkatan Udara tidak pernah berhasil, namun Angkatan Laut AS berhasil ketika mereka menggunakan tenaga nuklir pada USS Nautilus (SSN-571) pada  17 Januari 1955.

Pembangkit listrik nuklir komersial pertama, Calder Hall di Sellafield, Inggris dioperasikan pada tahun 1956 dengan kapasitas awal 50 MW (kemudian 200 MW). Reaktor nuklir pertama portabel "Alco AM-2A" digunakan untuk menghasilkan tenaga listrik (2 MW) untuk Camp Century pada 1960.





Komponen Utama PLTN
§    Bahan bakar Nuklir
§    Teras (Core) reactor nuklir
§    Moderator neutron
§    Racun Neutron
§    Pendingin
§    Batang kendali
§    Bejana/tangki reaktor
§    Boiler feedwater pump
§    Pembangkit uap Steam generators (tidak ada pada PLTN jenis BWR)
§    Turbine uap
§    Generator listrik
§    Condenser
§    Cooling tower (tidak selalu diperlukan)
§    System limbah radioaktif
§    Lantai Refueling
§    Kolam bahan bakar bekas
§    Sistem keselamatan nuklir
§    Reactor Protective System (RPS)
§    Emergency Diesel Generators
§    Emergency Core Cooling Systems (ECCS)
§    Standby Liquid Control System (emergency boron injection, BWRs only)
§    Essential service water system (ESWS)
§    Gedung Containment
§    Ruang kendali
§    Fasilitas operasi kedaruratan
§    Fasilitas pelatihan nuklir (umumnya terdiri dari simulator ruang kendali)

Prinsip Kerja PLTN

Akhmad Khusyairi,M. Eng
Reaktor nuklir adalah salah satu instalasi nuklir tempat terjadinya reaksi nuklir berantai yang terkendali, sedangkan PLTN atau pembangkit listrik tenaga nuklir adalah salah satu instalasi nuklir yang menggunakan reaktor nuklir dalam membangkitkan uap yang akan digunakan untuk menggerakkan turbin uap. Seperti halnya stasiun pembangkit listrik yang lainnya, PLTN mengkonversi energy thermal menjadi energy listrik. Energi thermal yang dihasilkan dari PLTN berasal dari reaksi nuklir fisi terkendali.


 

Gambar Ilustrasi PLTN type PWR

Pembangkitan Panas
Teras reaktor nuklir membengkitkan panas dengan dengan beberapa cara, diantaranya;
Energy kinetic dari produk fisi dikonversi menjadi energy thermal ketika nuklida ini bertumbukan dengan atom media pendingin.
Sinar gamma yang dihasilkan dari reaksi fisi dikonversi menjadi panas
Panas dihasilkan dari peluruhan radioaktif dan material lain yang teraktivasi oleh penyerapan neutron. Panas ini dikenal dengan decay heat, panas ini  merupakan sumber panas yang tersisa setelah reactor dipadamkan.
Satu kilogram Uranium-235 (U-235) yang dibakar dalam reactor nuklir menghasilkan energy yang sama dengan 3000 ton batubara yang dibakar secara konvensional dalam PLTU batubara (Enengi yang dihasilkan sebesar 7.2x1013 Joule/kg U-235 dan 2.4x107 Joule/kg Batubara).

Pendinginan
Pendingin reactor nu
klir yag umumnya menggunakan air (beberapa jenis reactor menggunakan gas, logam cair dan garam cair) disirkulasi melewati teras reactor untuk menyerap panas yang dihasilkan dari reaksi nuklir. panas tersebut dapat mendidihkan dan menghasilkan uap air.  Beberapa jenis reactor menggunakan sistem pendingin yang secara fisik terpisah dengan air pendingin yang digunakan untuk mendinginkan teras reactor.

Kendali Reaktivitas
Pengendalian daya yang dihasilkan dari reactor nuklir (PLTN,red) dilakukan dengan cara mengatur banyaknya neutron yang dapat menghasilkan reaksi fisi. Batang kendali dibuat sebagai racun neutron yang berfungsi untuk menyerap neutron. Penyerapan neutron yang semakin banyak oleh batang kendali mengakibatkan penurunan jumlah neutron yang bisa mengakibatkan terjadinya reaksi fisi, dengan demikian masuknya batang kendali semakin dalam ke dalam teras reactor akan mengurangi daya yang dihasilkan reactor nuklir dan begitu juga sebaliknya, pengangkatan/pencabutan batang kendali dari teras reactor nuklir dapat meningkatkan daya reactor nuklir.

Pembangkitan Daya Elektrik
Energi yang dihasilkan dari proses fisi menghasilkan panas yang kemudian dilakukan konversi energy kedalam bentuk yang dapat dimanfaatkan secara umum, yaitu energy listrik. Secara umum metode yang digunakan yaitu panas yang dihasilkan dari reaksi fisi digunakan untuk memanaskan pendingin yang kemudian digunakan untuk membangkitkan uap. Uap yang dihasilkan ini kemudian dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin uap untuk menghasilkan listrik.
SEJARAH KEDOKTERAN NUKLIR Kedokteran Nuklir merupakan salah satu cabang ilmu kedokteran yang mengalami perkembangan pesat seiring dengan kemajuan penelitian dibidang pemnfaatan tenaga nuklir untuk kepentingan damai.

Dalam proses perkembangannya, kedokteran nuklir merupakan hasil dari kontribusi dari para ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu yang berbeda, mulai dari ilmu fisika, kimia, teknik, dan kedokteran.
Momentum paling penting dalam perkembangan kedokteran nuklir adalah penemuan radionuklida buatan Frédéric Joliot-Curie dan Irène Joliot-Curie pada tahun 1934.  Pada bulan Februari 1934, Joliot-Currie mempubllikasikan bahan radioaktiv buatan yang pertama dalam jurnal Nature. Penemuan mereka diilhami hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Wilhelm Konrad Roentgen tentang  X-ray, Henri Becquerel tentang garam radioaktif uranium, dan Marie Curie (ibu Irene Curie) tentang thorium radioaktif, polonium serta pengaruh penggunaan koin dalam radioaktivitas.

Pada tahun 1930, Taro Takemi mempelajari penerapan fisika nuklir dalam bidang pengobatan.

Pada tanggal 7 Desember 1946, Kedokteran Nuklir mendapat pengakuan lebih luas ketika sebuah artikel yang ditulis oleh Sam Seidin diterbitkan dalam Journal of American Medical Association. Dalam artikel tersebut diuraikan kesuksesan penggunaan radioiod (I-131) terhadap pasien dengan metastasis kanker tiroid. Hal ini dianggap oleh banyak sejarahwan sebagai artikel yang paling penting yang pernah diterbitkan dalam Kedokteran Nuklir. Walaupun, pada awal penggunaan I-131 dikhususkan untuk terapi kanker tiroid, dalam perkembangannya penggunaan I-131 kemudian berkembang untuk pencitraan kelenjar tiroid,kuantifikasi fungsi tiroid, dan terapi untuk hipertiroidisme.

Semakin meluasnya penggunaan secara klinis, Kedokteran Nuklir dimulai pada awal 1950-an, sehingga pengetahuan tentang radionuklida , deteksi radioaktivitas, dan penggunaan radionuklida tertentu untuk melacak proses-proses biokimia semakin diperluas dan diperdalam oleh para ahli. Benediktus Cassen adalah perintis dalam mengembangkan scanner pertama dan Hal O Anger' mengembangkan kamera scintilasi dan  memperluas applikasi  Kedokteran Nuklir dengan  spesialisasi pencitraan medis.

Pada tahun-tahun awal pertumbuhan kedokteran nuklir sangat fenomenal. Pada tahun 1954, Perhimpunan Kedokteran Nuklir dibentuk di Spokane, Washington, USA. Pada tahun 1960, Perhimpunan tersebut mulai mempublikasikan Jurnal Kedokteran Nuklir yang merupkan salah satu  jurnal ilmiah terkemuka Amerika.

Di antara banyak radionuklida yang ditemukan, dalam aplikasi medis, penemuan dan pengembangan Technetium-99m merupakan hal yang sangat penting. Penemuan Technitium pertama kali ditemukan pada tahun 1937 oleh C. Perrier dan E. Segre sebagai unsur buatan. Saat ini, Technetium-99m adalah unsur yang paling dimanfaatkan dalam Kedokteran Nuklir dan berperan dalam berbagai studi pencitraan Kedokteran Nuklir.

Pada tahun 1970-an sebagian besar organ tubuh dapat divisualisasikan menggunakan metode Kedokteran Nuklir. Pada tahun 1971, American Medical Association resmi mengakui kedokteran nuklir sebagai spesialisasi medis, dan pada 1980-an, radiofarmasi dirancang untuk digunakan dalam diagnosis penyakit jantung. Teknik pencitraan tomografi telah dikembangkan lebih lanjut di Washington University School of Medicine.
(Akhmad Khusyairi, M.Eng)

PEMANFAATAN TEKNOLOGI NUKLIR (Bag. II) PEMANFAATAN TEKNOLOGI NUKLIR Saat ini pemanfaatan teknologi nuklir telah merambah ke berbagai bidang, namun secara umum pemanfaatan teknologi nuklir dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu untuk kepentingan militer dan kepentingan damai (sipil).

Penggunaan Teknologi Nuklir untuk Kepentingan Damai (Sipil)

Aplikasi medis

Pemanfaatan teknologi nuklir dibidang kedokteran dikategorikan menjadi;  diagnosa dan terapi radiasi, perawatan yang efektif bagi penderita kanker. Pencitraan (sinar X, CT Scan), penggunaan Tecnesium untuk diinjeksikan pada molekul organik, perunutan radioaktif dalam tubuh sebelum diekskresikan oleh ginjal, dan lain-lain.

Aplikasi industri
Pemanfaatan teknologi nuklir terkait dengan teknologi pertambangan digunakan pada eksplorasi minyak dan gas. Teknologi nuklir berperan dalam menentukan sifat dari bebatuan sekitar seperti porositas dan litografi. Teknologi ini melibatkan penggunaan neutron atau sumber energi sinar gamma dan detektor radiasi yang ditanam dalam bebatuan yang akan diperiksa.
Pada bidang konstruksi, khususnya paka teknologi jalan, Teknologi nuklir digunakan untuk  mengukur kelembaban dan kepadatan tanah, aspal, dan beton. Untuk tujuan ini umumnya digunakan cesium-137 sebagai sumber radiasinya. Pemanfaatan teknologi nukir juga digunakan untuk menentukan kerapatan (kepadatan) suatu produk industri, misalnya untuk menentukan kepadatan tembakau pada rokok digunakan Sr-90, juga dapat digunakan untuk menentukan ketebalan kertas. Saat ini terdapat beberapa industri rokok di Indonesia yang telah memanfaatkan teknologi ini untuk menjaga kwalitas rokoknya.

Apikasi komersial
Ionisasi dari Americium-241 digunakan pada detektor asap dengan memanfaatkan radiasi alfa. Tritium digunakan bersama fosfor pada rifle untuk meningkatkan akurasi penembakan pada malam hari. Pemanfaatan sifat perpendaran dari beberapa unsur digunakan dalam beberapa rambu, diantaranya perpendaran tanda “exit”

Pemrosesan makanan dan pertanian
Irradiasi makanan adalah proses memaparkan makanan dengan radiasi pengion yang ditujukan untuk  menghancurkan mikroorganisme, bakteri, virus, atau serangga yang diperkirakan berada dalam makanan. Jenis radiasi yang digunakan adalah sinar gamma, sinar X, dan elektron yang dikeluarkan oleh pemercepat elektron. Aplikasi lainnya yaitu pencegahan proses pertunasan, penghambat pemasakan buah, peningkatan hasil daging buah, dan peningkatan rehidrasi. Secara garis besar, irradiasi adalah pemaparan (penyinaran dengan radiasi) suatu bahan untuk mendapatkan manfaat teknis. Teknik seperti ini juga digunakan pada peralatan medis, plastic, tabung/pipa untuk jalur pemipaan gas, saluran untuk penghangat lantai, lembaran untuk pengemas makanan, onderdil otomotif, kabel, ban, dan bahkan batu perhiasan. Dibandingkan dengan pemaparan irradiasi makanan, volume penggunaan nuklir pada aplikasi tersebut jauh lebih besar namun tidak diketahui oleh konsumen.
Efek utama dalam pemrosesan makanan dengan menggunakan radiasi pengion berhubungan dengan kerusakan DNA. Mikroorganisme tidak mampu lagi berkembang biak dan melanjutkan aktivitas mereka. Serangga tidak akan selamat dan menjadi tidak mampu berkembang. Tanaman tidak mampu melanjutkan proses pematangan buah dan penuaan. Semua efek ini menguntungkan bagi konsumen dan industri makanan.
Harus diperhatikan bahwa jumlah energi yang efektif untuk radiasi cukup rendah dibandingkan dengan memasak bahan makanan yang sama hingga matang. Bahkan energi yang digunakan untuk meradiasikan 10 kg bahan makanan hanya mampu memanaskan air hingga mengalami kenaikan temperatur sebesar 2,5 oC.
Keuntungan pemrosesan makanan dengan  radiasi pengion adalah, densitas energi per transisi atom sangat tinggi dan mampu membelah molekul dan menghasilkan ionisasi (tercermin pada nama metodenya) yang tidak dapat dilakukan dengan pemanasan biasa. Hal inilah yang menjadi alasan yang menguntungkan. Perlakuan bahan makanan solid dengan radiasi pengion dapat menciptakan efek yang sama dengan pasteurisasi bahan makanan cair seperti susu. Namun, penggunaan istilah pasteurisasi dingin dan iradiasi adalah proses yang berbeda, meski bertujuan dan memberikan hasil yang sama pada beberapa kasus.
Iradiasi makanan saat ini diizinkan di 40 negara dan volumenya diperkirakan melebihi 500.000 metrik ton setiap tahunnya di seluruh dunia.
Perlu diperhatikan bahwa iradiasi makanan secara esensial bukan merupakan teknologi nuklir; hal ini berhubungan dengan radiasi ionisasi yang dihasilkan oleh pemercepat elektron dan konversi, namun juga mungkin menggunakan sinar gamma dari peluruhan inti nuklir. Penggunaan di dunia industri untuk pemrosesan menggunakan radiasi pengion, menempati sebagian besar volume energi pada penggunaan pemercepat elektron. Iradiasi makanan hanya sebagian kecil dari aplikasi nuklir jika dibandingkan dengan aplikasi medis, material plastik, bahan mentah industri, batu perhiasan, kabel, dan lain-lain.

Energi nuklir
Energi nuklir adalah tipe teknologi nuklir yang melibatkan penggunaan tekendali dari reaksi fisi nuklir untuk melepaskan energi, termasuk propulsi, panas, dan pembangkitan energi listrik. Energi nuklir diproduksi oleh reaksi nuklir terkendali yang menciptakan panas yang lalu digunakan untuk memanaskan air, memproduksi uap, dan mengendalikan turbin uap. Turbin ini digunakan untuk menghasilkan energi listrik dan/atau melakukan pekerjaan mekanis.
Saat ini, energi nuklir menghasilkan sekitar 15,7% listrik yang dihasilkan di seluruh dunia (data tahun 2004) dan digunakan untuk menggerakkankapal induk,kapal pemecah es, dan kapal selam nuklir.

Kecelakaan
Kecelakaan nuklir diakibatkan oleh energi yang terlalu besar yang seringkali sangat berbahaya. Pada sejarahnya, insiden pertama melibatkan pemaparan radiasi yang fatal. Marie Curie meninggal akibat aplastik anemia yang merupakan hasil dari pemaparan nuklir tingkat tinggi. Dua peneliti amerika, Harry Daghlian dan Louis Slotin, meninggal akibat penanganan massa plutonium yang salah. Tidak seperti senjata konvensional, sinar yang intensif, panas, dan daya ledak bukan satu-satunya komponen mematikan bagi senjata nuklir. Diperkirakan setengah dari korban meninggal di Hiroshima dan Nagasaki meninggal setelah dua hingga lima tahun setelah pemaparan radiasi akibat bom atom.
Kecelakaan radiologi dan nuklir sipil sebagian melibatkan pembangkit listrik tenaga nuklir. Yang paling sering adalah pemaparan nuklir terhadap para pekerjanya akibat kebocoran nuklir. Kebocoran nuklir adalah istilah yang merujuk pada bahaya serius dalam pelepasan material nuklir ke lingkungan sekitar. Yang paling terkenal adalah kasus Three Mile Island di Pennsylvania dan Chernobyl di Ukraina. Reaktor militer yang mengalami kecelakaan yang sama adalah Windscale di Inggris dan SL-1 di Amerika Serikat.
Kecelakaan militer biasanya melibatkan kehilangan atau peledakkan senjata nuklir yang tidak diharapkan. Percobaan Castle Bravo di tahun 1954 menghasilkan ledakan diluar perkiraan, yang mengkontaminasi pulau terdekat, sebuah kapal penangkap ikan berbendera Jepang, dan meningkatkan kekhawatiran terhadap kontaminasi ikan di Jepang. Di tahun 1950an hingga 1970an, beberapa bom nuklir telah hilang dari kapal selam dan pesawat terbang, yang beberapa di antaranya tidak pernah ditemukan. Selama 20 tahun terakhir telah jadi pengurangan kasus demikian.
(Akhmad Khusyairi, ST, M.Eng.)